Description
Untuk bagian ini, cukup banyak jenis barang yang akan dijelaskan
- Motor Starter
Kontrol
- Manual : digunakan bila motor starter dioperasikan secara manual ( on, off, dilakukan langsung pada starter tersebut )
- Otomatis : digunakan bila diperlukan on, off dapat dilakukan dari tempat lain ( remote kontrol ) dan biasanya motor starter dipasang terpisah dengan panel kontrolnya ( operation panel ).
Asosiasi
- 1 Komponen : fungsi kontrol, proteksi hubung singkat, proteksi beban lebih dan isolasi menjadi satu komponen ( integrated ).
- 2 Komponen : fungsi kontrol dilakukan dengan kontaktor dan fungsi lain dilakukan dengan GV motor circuit breaker.
- 3 Komponen : Fungsi kontrol dilakukan dengan kontaktor, dan fungsi proteksi beban lebih dilakukan dengan relay pengaman beban lebih, sedangkan fungsi proteksi hubung singkat dan isolasi dengan GV motor circuit breaker atau pemutus tenaga tipe MA.
- Kontaktor
Kontaktor ini dirancang menggunakan sistem variabel komposisi sehingga memungkinkan untuk mendapatkan suatu sistem kontrol yang fleksibel untuk berbagai sistem/fungsi kontrol, karena pada kontaktor tersebut tersedia berbagai macam perlengkapan yang dapat dipasang langsung pada kontaktor..... dengan sistem clip on yang terdiri antara lain :
- Pengaman beban lebih
- Modul masukan
- Modul kontrol "auto-man-off"
- Modul tunda waktu on/off
- Modul interface
- Modul Supressor koil
- Lengkapan untuk dipasang di samping kontaktor.
- Blok kontak bantu tambahan
- Interlock mekanis dan elektris
- Lengkapan untuk dipasang di depan kontaktor
- Tunda waktu pneumatis on/off
- Latch blok mekanis
- Kontak bantu tambahan
Dengan sistem tersebut bisa didapatkan banyak keuntungan antara lain :
- Hemat ruangan ( panel )
- Hemat waktu ( pemasangan, pemeliharaan, dll )
- Hemat sediaan ( satu jenis kontaktor yang sama untuk berbagai macam kontaktor )
Dalam pemilihan kontaktor yang perlu diperhatikan :
- Jenis beban
- Kapasitas beban
- frekuensi on-off
- starting dengan waktu yang panjang dan lonjakan arus yang tinggi.
Untuk arus start yang tinggi dan sering on-off sebaiknya digunakan rating kontaktor long life atau high performance sehingga didapatkan kontaktor yang berfungsi dengan baik.
- Relay Thermis Beban Lebih ( Thermal Overload Relay )
Pengamanan beban lebih memproteksi motor pada ketiga fasanya yang baik menggunakan sistem bimetal (LR2-K & LR-D) maupun yang menggunakan system elektronik tanpa supply terpisah (LR9-F) dan mempunyai sensitifitas terhadap hilang fasa yang bekerja dengan sistem differensial (tidak langsung trip pada kasus terjadinya hilang satu fasa) apabila dibutuhkan proteksi yang segera (Instantaneous) harus ditambahkan peralatan khusus untuk proteksi hilang fasa misalnya RM4, RCP,….).
Pengaman beban lebih ini bisa dipasangkan langsung dengan kontaktornya maupun terpisah sehingga sangat fleksibel untuk pemasangannya di dalam panel.
Pengaman beban lebih memproteksi motor dari kerusakan karena terjadinya beban lebih dengan memutuskan suplai ke koil kontaktor (melalui kontak NC nya), sehingga kontaktor terbuka dan motor berhenti (proteksi dilakukan dengan melalui fungsi kontrolnya,tidak ada pemutusan daya langsung pada pengaman beban lebihnya).
Pemilihan jenis pengaman beban lebih ditentukan oleh rating/setting arus sesuai dengan arus nominal motor pada beban penuh dan kelas tripnya. Untuk pemakaian standar digunakan kelas trip 10 yaitu pengaman beban lebih akan trip pada 7.2 Ir dalam waktu 4 detik < Tp < 10 detik, untuk pemakaian dimana dibutuhkan waktu starting yang panjang misalnya pada Blower harus digunakan kelas trip 20 atau 30.
- Circuit Breaker Untuk Motor
Kesalahan yang sering terjadi dalam pemakaian pengaman motor
Karena adanya perbedaan karakteristik dari beban pada saat dijalankan “on” antara beban distribusi dan motor maka dibutuhkan jenis pengaman yang berbeda untuk masing-masing beban.
Sering terjadi pemutusan tenaga distribusi (distribution circuit breaker) digunakan untuk pengaman motor, sehingga sering terjadi masalah pada saat motor dijalankan walaupun digunakan pemutus tenaga distribusi dengan nilai kurva magnetis yang tinggi. Untuk mengatasi masalah ini biasanya dilakukan menaikkan kapasitas dari “breaker”nya (menggeser kurva trip ke kanan) dan memasang pengaman beban lebih terpisah untuk menghindari arus start motor menyentuh kurva jatuh (trip) dari pemutus tenaga distribusi tersebut.
Hal ini akan menimbulkan masalah yang lain yaitu komponen-komponen lain (selain pemutus tenaga) mempunyai kapasitas “thermal stress limit” dan “breaking capacity” yang relatif kecil dibandingkan dengan kapasitas pemutus tenaganya sehigga tidak terlindung apabila terjadi hubungan singkat (kurvanya berada disebelah kiri kurva jatuh pemutus tenaganya). Dalam kondisi seperti ini, apabila terjadi hubungan singkat komponen yang lain akan rusak/berubah karakteristiknya terlebih dahulu sebelum pemutusan tenaga tersebut jatuh.
Perubahan karakteristik pada pengaman beban lebih akan menyebabkan peralatan tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga bisa menyebabkan motor terbakar pada saat terjadi arus beban lebih. Untuk mengatasi masalah tersebut gunakan “GV Motor Circuit BREAKER”.
Motor kontrol dan proteksi
Dengan menggunakan jenis breaker yang benar (GV) akan didapatkan proteksi yang baik terhadap manusia dan instalasi sesuai dengan IEC 947. Untuk meningkatkan unit kerja dari GV2 yang telah dikenal pada saat ini dipasarkan jenis GV sebagai berikut :
GV2 – P: Thermal Magnetic motor circuit breaker.
* kapasitas pemutusan 50 kA – 100 kA
* rotary handle operator
* posisi handle on – off – tripposisi handle on – off – trip
GV2 – L: Magnetic motor circuit breaker.
* kapasitas pemutusan 50 kA – 100 kA
* rotary handle operator
* posisi handle on – off – trip
Jenis Thermal Magnetic (GV2-ME, GV2-P, GV3-ME, GV7-R).
Dipasang pada masing-masing motor sedangkan jenis magnetic (GV2L) digunakan untuk proteksi dengan aplikasi khusus misalnya :
- Kelas Trip 20
- Proteksi Group
- D.O.L Motor Starter
TeSys Model U adalah D.O.L Starter (Total Coordination) dengan performance memenuhi fungsi sebagai berikut :
Proteksi dan Kontrol untuk motor 1 fasa dan 3 fasa :
- Fungsi pengereman
- Proteksi beban lebih dan hubung singkat
- Proteksi Thermal Overload
- Power Switching
Kontrol dan aplikasi dari :
- Alarm proteksi
- Monitoring aplikasi (Running Time, Jumlah Gangguan dan Nilai Arus Motor)
- Data Logs (Menyimpan 5 Data Gangguan terakhir bersama-sama dengan nilai parameter motor)
Komponen dasar dari starter
Starter secara umum terdiri dari Power Base dan Control Unit
- Power Base
Sudah terintegrasi dengan fungsi "Breaking" dan mempunyai kapasitas pemutusan 50 kA pada 400 Volt, merupakan total Coordination ( yang menjamin kesinambungan pelayanan ) dan fungsi switching.
Ada dua jenis rating yang tersedia, yaitu 0-12 A dan o-32 A.
Tersedia non-reversing ( LUB ) dan reversing ( LU2B )
- Control Unit
Control unit harus dipilih sesuai dengan tegangan kontrol, daya motor yang akan diproteksi dan tipe proteksi yang diperlukan.
* Standard Control Unit (LUCA)
Cukup untuk proteksi dasar yang diperlukan motor seperti beban lebih dan hubung singkat.
* Advanced Control Unit (LUCB, LUCC, LUCD)
Mempunyai fungsi tambahan seperti alarm, nilai arus motor dan pembedaan jenis gangguan.
* Multifunction Control Unit (LUCM)
Sesuai untuk proteksi dan kontrol yang lebih canggih seperti :
- Proteksi terhadap beban lebih dan hubung singkat
- Proteksi terhadap gangguan fasa dan fasa tidak seimbang
- Reset parameter secara manual atau secara otomatis
- Alarm untuk fungsi proteksi
- Fungsi Log
- Pembedaan gangguan
- Over torque dan no load running
Option untuk kontrol :
- Modul fungsi
- Modul komunikasi
- Modul auxiliary contact
- Add-on contact block
Option untuk Power :
- Reserver Block, memungkinkan penggunaan Non Reversing menjadi Reversing
- Limiter Disconnector, memungkinkan naiknya kapasitas pemutusan menjadi 130 kA pada 400 Volt.
Selain alat-alat di atas, juga terdapat :
- Electronic Over Current Relay
- Enclosed Motor Starter
- Direct On Line Starter
- Star - Delta Starter
- Many Kinds of Relay
- Thermistor Protection Relay
- Relay Kontrol
0 comments:
Post a Comment