Ungu – Dilema CintaSeberapa salahkah dirikuHingga kau sakiti aku begitu menusukkuInikah caramu membalasAku yang selalu ada saat kau terlukaSeberapa hinanya dirikuHingga kau ludahi semua yang ku beri untukmuTak ada satu pun perasaan yang mampu membuatku begitu terlukaNamun ku terlanjur mencintai dirimuTerlambat bagiku pergi darimuBagiku terlalu indah perasaan ituTak mudah untukku menjauh darimuTelah ku coba segala cara‘Tuk bahagiakan kamuMerebut hatimuNamun tak semudah yang ku bayangkanBila kau tak inginkan ku ’tuk di sisimuTak pernah kurasakan...
8.28.2009
8.27.2009
8.26.2009
by..Dede Ari S.Disaat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu....Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapikuDisaat daku menumpahkan kuah sayuran dibajuku.......Maklumilah aku, sebagaimana dulu aku bersabar menemani makan dan kadang begitu lama merayumu untuk menyuapimuDisaat daku tidak lagi dapat mengikat tali sepatuku......Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannyaDisaat daku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu......Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku, dimasa...
Kita harus berkaca pada kisah hidup kita. Kita semua maklum bahwa kesalahan selalu kita ulang2. Kita lupa untuk belajar pada kesalahan. (Gola Gong)....Mdh2an kita tidak menjadi manusia yang gegabah dlm melihat sebuah kebenaran. (Mungkin) Salah satu cara yang bijak bagi kita untuk melihat sebuah kebenaran itu, ibarat melihat dua sisi koin.Untuk memastikan kebenaran nilai koin itu, kita harus memastikannya dari dua sisi muka koin yg berbeda, sehingga kita yakin akan kebenaran nilai koin tersebut. Namun,..Jika kita ragu, marilah kita kembalikan kepada...
Seorang yg normal, lengkap fisiknya, berhasil membawa usahanya menjadi maju...Tapi sayangnya kelemahannya sebagai seorang manusia adalah besar kepala, sombong ! dan angkuh... menggampangkan banyak hal dan menyepelekan banyak orang..Suatu ketika datanglah si cacat yang sangat bersahaja, santun, ramah.. ingin bekerjasama dgn si normal untuk menjalin kemitraan...Dengan sedikit arogannya ia menolak, bahkan terkesan merendahkan kemampuan si cacat. Akhirnya kerjasama-pun tidak terwujud.Waktu berlalu,.. si normal kini dalam keterpurukkannya.. Usahanya...
Merdeka…!! Merdeka… !! Merdeka…..Ketika putri kecilku yang baru berusia 5 tahun jalan berteriak kencang, tanpa mengerti pasti makna dari apa yang telah ia ucapkan…“Khan aku liat di TV,yah.. waktu ada yg mau pidato, teriaknya begitu…..”Hidup Indonesia !!!!!…Kembali putriku berteriak lantang…Sembari menjawab sebuah pertanyaan yang diajukan padanya untuk menjelaskan arti lantangnya teriakannya…”Waktu ma Bunda,..Aku liat di film yg aku tonton kemarin di bioskop..”“Tujuh belas Agustus tahun Empat Lima… Itulah Hari Kemerdekaan kita…Hari Merdeka…. Nusa...
Subscribe to:
Posts (Atom)