It's really great story...
It tears up..
Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal
dari
keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut.
Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba
kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah
yang membuat sang pria jatuh hati.
Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah,
dengan
membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang
tua
sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang
terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak
reputasi
keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan
untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia
sudah
menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.
Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb
bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen
dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang
belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang
anak sangat tunduk pada orang tuanya).
Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar
men eri ma calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal
membujuk
anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut
mereka akan sangat merugikan masa depannya.
Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan
untuk
meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun
ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang
pria.
Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan
dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.
Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan
sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut
dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria... Mereka kemudian memohon
pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak
mereka satu-satunya.
Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar,
perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota,
reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi.
Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut
secara perlahan2.
Mereka bahkan memb eri kan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan
agar
wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan
menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai
hidupnya di tempat lain.
Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa
perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan
menimbulkan banyak
kesulitan
bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini,
tetapi menolak untuk men eri ma uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan
uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan
sangat
sulit?.
Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan
sepucuk
surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan
sang
pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari
kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. 'Walaupun ia
kelak
bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang
berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua', kata sang ibu.
Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia
sudah
memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa
keberadaannya
hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar
janji
setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi
penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi
menahan pend eri taan ini, dan memutuskan untuk berpisah.
Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.
Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak
antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu,
sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih
terpencil. Disana, ia
bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.
==========000000000 0======== ======
Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang
ibu. Anaknya seorang laki2... Sang ibu bekerja keras siang dan malam,
untuk
membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah
industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan
menyulam
sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan
ini sambil menggendong anak di punggungnya.
Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak
memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat.
Tetapi
sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya. ..
Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya
sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus
menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah
menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan
itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada
siapapun yang bermurah hati untuk memb eri kan pinjaman.
Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup
ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari
obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi
sang ibu hanya mampu membeli obat2
herbal tsb, ia tidak punya uang
sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak
mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan
belum terbayar.
Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa,
untuk
mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya,
untuk bayar di akhir bulan saat gajian.
Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang
ada
di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur
dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari
pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat
mulutnya
dengan sepotong kain.... Darah berhamburan. Sang ibu tengah
berjuang
mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak
mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..
Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang
ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri.
Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang
sedang dilakukan oleh sang ibu ............ . ..
==========000000000 0======== ======
Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang
tampan,
cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya... Di hari
minggu,
mereka s eri ng pergi ke taman
di desa tersebut, bermain
bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu 'Shi Sang Chi You Mama Hau'
(terjemahannya 'Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik').
Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga
toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari.
Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak
terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam
hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan
biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.
Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat
membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama
ini.
Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah
pemilik toko menyebutkan harganya.. Jam tangan itu sederhana, tidak
terlalu
mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain
yang perlu dibiayai.
Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia
meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena
ia
akan membelinya bulan depan. 'Apakah kamu punya uang?'
tanya sang pemilik toko. 'Tidak sekarang, nanti saya akan punya',
kata
sang
anak dengan s eri us.
Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan
tsb.
Sang kakek juga
terkejut, kiranya sang anak hanya main2.
Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya 'Dari mana kamu
mendapatkan
uang itu? Bukan mencuri kan ?'. 'Saya tidak mencuri, kakek....
Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku.. Saya biasanya naik becak pulang
pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari
sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam
ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan b eri tahu
ibuku
tentang hal ini. Ia akan marah' kata sang anak. Sang pemilik toko
tampak
kagum pada anak tsb.
Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak
segera
memb eri kan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb.
Sang
ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam
tangan ini memang adalah impiannya.. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari
mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau
menjawab.
'Apakah kamu mencuri, Nak?' Sang anak diam s eri bu bahasa, ia
tidak
ingin
ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut.
Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa
anaknya
telah mencuri. 'Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri.
Bukankah
ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?' kata sang ibu.
Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang
pada
anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis,
sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu
p eri h, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus
melakukannya, demi kebaikan anaknya.
Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah
tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. 'Ia
sebenarnya anak yang baik', kata salah satu tetangganya.
Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu
tetangganya yang merupakan familinya.
Ketika ia keluar melihat ke
rumah itu, ia segera mengenal anak itu.
Ketika
mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan.
Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon
agar jangan menc eri takan yang sebenarnya pada ibunya.
'Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak
boleh
menyembunyikan sesuatu dari ibunya'. Sang anak mengikuti nasehat kakek
itu.
Maka kakek itu mulai menc eri takan bagaimana sang anak
tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam
tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang
tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga
menc eri takan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya
pulang
ke
rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan
uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.
Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb,
begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak
kesayangannya,
keduanya menangis dengan tersedu-sedu. 'Maafkan saya, Nak.'
'Tidak Bu, saya yang bersalah'... ......... .. ..
===========000= ========= =======
Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi
istrinya
mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini,
karena tidak akan ada yang mewarisi
usaha mereka kelak.
Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota, dalam sebuah kesempatan,
mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari
bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya
sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung
semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan
baik tanpa bantuanmu.
B eri ta ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu
ingin
melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.
===========000= ========= ========
Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh.
Dokter
mengatakan
bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten.
Kalau
kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.
Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi
biaya
medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.
Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang
tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah,
karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.
Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling
kota , bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali,
menyanyikan
lagu 'Shi Sang
Chi You Mama Hau', lagu kesayangan
mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua pend eri taannya, ia
hanyut
dalam kegembiraan bersama sang anak.
Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak
menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu.
'Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak' kata
ibu. 'Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila
bisa
bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang
untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja
lagi, Bu', kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah
sang
ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap
saat.
Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang
melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak
meronta2
ingin ikut pulang dengan ibunya.. Walaupun dib eri kan
mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama
ibunya, sang anak menolak. 'Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan
itu',
t eri ak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan
menangis,
sang ibu berkata 'Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di
sini.
Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.' 'Tidak, aku tidak
mau
mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang
saya?
Ibu sekarang tidak mau saya lagi', sang anak mulai
menangis.
Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak
didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 'Kalau ibu
sayang
padaku, bawalah saya pergi, Bu'. Sampai pada akhirnya, ibunya
memaksa dengan mengatakan 'Benar, ibu tidak sayang kamu lagi..
Tinggallah
disini', ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak
anaknya
meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan..
Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat
hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk
anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan
baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi.
Ia
telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.
Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat
nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak
akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk
mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh
diri
itu dibatalkan, demi anaknya juga........ .. ..
============ 000====== ===
Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja
yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani
perawatan medis secara rutin setiap bulan.
Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya.
Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah
mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak
pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya,
yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai
bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari m eri ndukan ibu,
sebuah
kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia
akan memb eri kan semuanya untuk ibu.
Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya.
Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong.
Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang
tahu
kemana ibunya pergi.. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di
depan rumah tsb, menangis 'Ibu benar2 tidak menginginkan saya
lagi.'
Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah
terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah
mengatakan
semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar.
Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut.
Polisi
pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.
Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia t eri ngat sesuatu. Hari
ini
adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya
mungkin pulang
ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil
menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun,
setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang
ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan2 imut anaknya
dalam surat itu..
Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa
mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu
membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia
memohon agar bisa menemukan anaknya.
Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya
pernah
pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa
bila
kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas
asih..
Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik.
Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk
memohon
agar bisa bertemu dengan dirinya.
Benar saja, ternyata sang anak berada di sana . Tetapi ia pingsan,
demamnya
tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke
rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga,
dan
berguling2 jatuh ke bawah........ ... ...
============ 000====== ========
Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki
bangku kuliah.
Ia s eri ng beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak
jatuh
dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak
telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi
hasilnya nihil.
Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama
dengan
teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di
persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang
mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak
pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak
berkomat-kamit.
Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama
pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua
sambil
mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah
'Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?'
Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera
menyanyikan lagu 'Shi Sang Ci You Mama Hau' dengan suara perlahan,
tak
disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka
berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu
menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua
itu dan bert eri ak dengan haru 'Ibu? Ini saya ibu'.
Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya,
'Apakah kamu ??..(nama
anak itu)?' 'Benar bu, saya adalah anak
ibu?'.
Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi
bumi ............ ... .
Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi
hilang
ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari
anaknya,
tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya
sebagai
orang gila.
============ ========000= ========= ========= ========
Perenungkan untuk kita renungkan bersama-sama:
Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu
bahkan rela mengorbankan
nyawanya...
Simaklah penggalan doa keputusasaan b eri kut ini, di saat Ibu masih
muda,
ataupun disaat Ibu sudah tua :
1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah
aku
sebagai gantinya.
2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung
Anda,
diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan
nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara
apapun ............
Tidak diragukan lagi 'Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia
ini'
Ingin bergabung dalam sebuah MISI MULIA ? Ada 2 tindakan yang dapat Anda
lakukan :
1. Bila Anda beruntung (Ibu Anda masih ada di dunia ini), ajaklah ia
untuk
keluar makan atau jalan2 MALAM INI JUGA. Jangan ditunda2. Bila Ibu Anda
tinggal di tempat yang terpisah jauh dengan Anda, telponlah dia malam ini
juga, just to say 'hello'. Catatlah hari ulang tahunnya, rayakan,
dan
bahagiakanlah dia semampu Anda.... Hidangkan makanan favoritnya, dst.
2. Kirimkan kisah film ini kepada saudara/i Anda, teman2 Anda, maupun
rekan2 kerja Anda (minimal 5, kalau 100 org lbh baik lagi). Bagi sebagian
dari mereka, kisah ini mungkin akan seperti setetes embun
yang
menyegarkan
jiwa mereka, yang terkadang terlalu sibuk dengan aktivitasnya sendiri.
Anda sungguh berjasa dalam hal ini??
Mom, my beloved. I love you Mom forever...in my deep heart.. I always
missing you Mom....
It tears up..
Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal
dari
keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut.
Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba
kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah
yang membuat sang pria jatuh hati.
Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah,
dengan
membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang
tua
sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang
terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak
reputasi
keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan
untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia
sudah
menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.
Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb
bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen
dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang
belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang
anak sangat tunduk pada orang tuanya).
Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar
men eri ma calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal
membujuk
anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut
mereka akan sangat merugikan masa depannya.
Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan
untuk
meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun
ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang
pria.
Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan
dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.
Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan
sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut
dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria... Mereka kemudian memohon
pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak
mereka satu-satunya.
Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar,
perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota,
reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi.
Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut
secara perlahan2.
Mereka bahkan memb eri kan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan
agar
wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan
menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai
hidupnya di tempat lain.
Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa
perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan
menimbulkan banyak
kesulitan
bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini,
tetapi menolak untuk men eri ma uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan
uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan
sangat
sulit?.
Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan
sepucuk
surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan
sang
pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari
kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. 'Walaupun ia
kelak
bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang
berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua', kata sang ibu.
Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia
sudah
memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa
keberadaannya
hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar
janji
setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi
penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi
menahan pend eri taan ini, dan memutuskan untuk berpisah.
Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.
Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak
antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu,
sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih
terpencil. Disana, ia
bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.
==========000000000 0======== ======
Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang
ibu. Anaknya seorang laki2... Sang ibu bekerja keras siang dan malam,
untuk
membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah
industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan
menyulam
sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan
ini sambil menggendong anak di punggungnya.
Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak
memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat.
Tetapi
sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya. ..
Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya
sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus
menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah
menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan
itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada
siapapun yang bermurah hati untuk memb eri kan pinjaman.
Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup
ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari
obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi
sang ibu hanya mampu membeli obat2
herbal tsb, ia tidak punya uang
sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak
mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan
belum terbayar.
Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa,
untuk
mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya,
untuk bayar di akhir bulan saat gajian.
Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang
ada
di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur
dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari
pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat
mulutnya
dengan sepotong kain.... Darah berhamburan. Sang ibu tengah
berjuang
mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak
mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..
Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang
ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri.
Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang
sedang dilakukan oleh sang ibu ............ . ..
==========000000000 0======== ======
Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang
tampan,
cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya... Di hari
minggu,
mereka s eri ng pergi ke taman
di desa tersebut, bermain
bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu 'Shi Sang Chi You Mama Hau'
(terjemahannya 'Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik').
Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga
toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari.
Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak
terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam
hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan
biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.
Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat
membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama
ini.
Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah
pemilik toko menyebutkan harganya.. Jam tangan itu sederhana, tidak
terlalu
mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain
yang perlu dibiayai.
Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia
meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena
ia
akan membelinya bulan depan. 'Apakah kamu punya uang?'
tanya sang pemilik toko. 'Tidak sekarang, nanti saya akan punya',
kata
sang
anak dengan s eri us.
Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan
tsb.
Sang kakek juga
terkejut, kiranya sang anak hanya main2.
Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya 'Dari mana kamu
mendapatkan
uang itu? Bukan mencuri kan ?'. 'Saya tidak mencuri, kakek....
Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku.. Saya biasanya naik becak pulang
pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari
sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam
ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan b eri tahu
ibuku
tentang hal ini. Ia akan marah' kata sang anak. Sang pemilik toko
tampak
kagum pada anak tsb.
Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak
segera
memb eri kan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb.
Sang
ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam
tangan ini memang adalah impiannya.. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari
mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau
menjawab.
'Apakah kamu mencuri, Nak?' Sang anak diam s eri bu bahasa, ia
tidak
ingin
ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut.
Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa
anaknya
telah mencuri. 'Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri.
Bukankah
ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?' kata sang ibu.
Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang
pada
anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis,
sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu
p eri h, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus
melakukannya, demi kebaikan anaknya.
Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah
tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. 'Ia
sebenarnya anak yang baik', kata salah satu tetangganya.
Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu
tetangganya yang merupakan familinya.
Ketika ia keluar melihat ke
rumah itu, ia segera mengenal anak itu.
Ketika
mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan.
Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon
agar jangan menc eri takan yang sebenarnya pada ibunya.
'Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak
boleh
menyembunyikan sesuatu dari ibunya'. Sang anak mengikuti nasehat kakek
itu.
Maka kakek itu mulai menc eri takan bagaimana sang anak
tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam
tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang
tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga
menc eri takan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya
pulang
ke
rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan
uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.
Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb,
begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak
kesayangannya,
keduanya menangis dengan tersedu-sedu. 'Maafkan saya, Nak.'
'Tidak Bu, saya yang bersalah'... ......... .. ..
===========000= ========= =======
Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi
istrinya
mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini,
karena tidak akan ada yang mewarisi
usaha mereka kelak.
Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota, dalam sebuah kesempatan,
mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari
bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya
sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung
semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan
baik tanpa bantuanmu.
B eri ta ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu
ingin
melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.
===========000= ========= ========
Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh.
Dokter
mengatakan
bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten.
Kalau
kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.
Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi
biaya
medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.
Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang
tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah,
karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.
Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling
kota , bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali,
menyanyikan
lagu 'Shi Sang
Chi You Mama Hau', lagu kesayangan
mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua pend eri taannya, ia
hanyut
dalam kegembiraan bersama sang anak.
Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak
menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu.
'Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak' kata
ibu. 'Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila
bisa
bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang
untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja
lagi, Bu', kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah
sang
ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap
saat.
Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang
melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak
meronta2
ingin ikut pulang dengan ibunya.. Walaupun dib eri kan
mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama
ibunya, sang anak menolak. 'Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan
itu',
t eri ak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan
menangis,
sang ibu berkata 'Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di
sini.
Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.' 'Tidak, aku tidak
mau
mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang
saya?
Ibu sekarang tidak mau saya lagi', sang anak mulai
menangis.
Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak
didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 'Kalau ibu
sayang
padaku, bawalah saya pergi, Bu'. Sampai pada akhirnya, ibunya
memaksa dengan mengatakan 'Benar, ibu tidak sayang kamu lagi..
Tinggallah
disini', ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak
anaknya
meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan..
Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat
hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk
anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan
baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi.
Ia
telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.
Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat
nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak
akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk
mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh
diri
itu dibatalkan, demi anaknya juga........ .. ..
============ 000====== ===
Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja
yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani
perawatan medis secara rutin setiap bulan.
Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya.
Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah
mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak
pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya,
yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai
bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari m eri ndukan ibu,
sebuah
kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia
akan memb eri kan semuanya untuk ibu.
Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya.
Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong.
Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang
tahu
kemana ibunya pergi.. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di
depan rumah tsb, menangis 'Ibu benar2 tidak menginginkan saya
lagi.'
Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah
terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah
mengatakan
semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar.
Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut.
Polisi
pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.
Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia t eri ngat sesuatu. Hari
ini
adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya
mungkin pulang
ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil
menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun,
setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang
ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan2 imut anaknya
dalam surat itu..
Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa
mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu
membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia
memohon agar bisa menemukan anaknya.
Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya
pernah
pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa
bila
kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas
asih..
Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik.
Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk
memohon
agar bisa bertemu dengan dirinya.
Benar saja, ternyata sang anak berada di sana . Tetapi ia pingsan,
demamnya
tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke
rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga,
dan
berguling2 jatuh ke bawah........ ... ...
============ 000====== ========
Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki
bangku kuliah.
Ia s eri ng beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak
jatuh
dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak
telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi
hasilnya nihil.
Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama
dengan
teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di
persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang
mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak
pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak
berkomat-kamit.
Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama
pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua
sambil
mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah
'Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?'
Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera
menyanyikan lagu 'Shi Sang Ci You Mama Hau' dengan suara perlahan,
tak
disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka
berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu
menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua
itu dan bert eri ak dengan haru 'Ibu? Ini saya ibu'.
Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya,
'Apakah kamu ??..(nama
anak itu)?' 'Benar bu, saya adalah anak
ibu?'.
Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi
bumi ............ ... .
Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi
hilang
ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari
anaknya,
tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya
sebagai
orang gila.
============ ========000= ========= ========= ========
Perenungkan untuk kita renungkan bersama-sama:
Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu
bahkan rela mengorbankan
nyawanya...
Simaklah penggalan doa keputusasaan b eri kut ini, di saat Ibu masih
muda,
ataupun disaat Ibu sudah tua :
1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah
aku
sebagai gantinya.
2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung
Anda,
diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan
nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara
apapun ............
Tidak diragukan lagi 'Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia
ini'
Ingin bergabung dalam sebuah MISI MULIA ? Ada 2 tindakan yang dapat Anda
lakukan :
1. Bila Anda beruntung (Ibu Anda masih ada di dunia ini), ajaklah ia
untuk
keluar makan atau jalan2 MALAM INI JUGA. Jangan ditunda2. Bila Ibu Anda
tinggal di tempat yang terpisah jauh dengan Anda, telponlah dia malam ini
juga, just to say 'hello'. Catatlah hari ulang tahunnya, rayakan,
dan
bahagiakanlah dia semampu Anda.... Hidangkan makanan favoritnya, dst.
2. Kirimkan kisah film ini kepada saudara/i Anda, teman2 Anda, maupun
rekan2 kerja Anda (minimal 5, kalau 100 org lbh baik lagi). Bagi sebagian
dari mereka, kisah ini mungkin akan seperti setetes embun
yang
menyegarkan
jiwa mereka, yang terkadang terlalu sibuk dengan aktivitasnya sendiri.
Anda sungguh berjasa dalam hal ini??
Mom, my beloved. I love you Mom forever...in my deep heart.. I always
missing you Mom....
0 comments:
Post a Comment